‘’Keaneka ragaman sumber daya alam dan
laut di Pulau Lemukutan’’
Di Pulau Lemukutan mayoritas penduduk
aslinya berasal dari Sambas, yang menjadi warga desa Lemukutan dan menjadi
penghuni desa tersebut. Desa ini memiliki sumber daya alam dan sumber daya laut
yang melimpah seperti : cengkeh, pala, kelapa, jengkol, petai, ikan dan banyak
sumber daya yang lainnya apalagi kondisi tanahnya yang cocok sekali untuk di
tanami dengan buah-buahan , seperti apel dan sawo. Para Nelayan di pulau
lemukutan ini setiap harinya pergi ke laut untuk mencari ikan , biasanya dalam
satu hari mereka bisa mendapatkan ikan ratusan sampai ribuan kilogram.
Ikan hasil tangkapan mereka itu di jual ke bos mereka, dan penghasilan mereka
pun mencapai Rp.1000.000 per harinya, tapi penghasilan dari hasil laut
saja tidak cukup bagi mereka. Selain hasil laut mereka juga punya penghasilan
lainnya seperti cegkeh, pala, kelapa, dan jengkol. Setiap empat bulan sekali
cengkeh dapat di panen, hasil panen cengkeh tersebut di jemur terlebih dahulu
supaya kering dan dapat di jual . Penjemuran cengkeh tersebut memakan waktu 1-2
hari jika cuacanya panas. Para penduduk menjual cengkeh yang sudah kering
tersebut ke Toke. Untuk hasil pada awal musim panen harga per kilogramnya
mencapai seratus ribu karena para toke masih kekurangan pemasok , tapi ketika
pertengahan musim panen harga turun menjadi Rp.90.000,00 sampai
Rp.75.000,00 per kg, begitu juga ketika hasil panen cengkeh yang akhir harga
cengkehnya bisa melonjak naik di atas seratus ribu. Penduduk hanya bisa
menerima dengan harga yang di tetapkan oleh toke dikarenakan sulitnya jalur
transportasi dan pelayanan komunikasi yang lainnya seperti internet. Jengkol
juga menjadi salah satu sumber daya alam mereka karena harga
jengkol Rp.1000,00 per kg tapi jengkol kurang di minati oleh penduduk
untuk menjadi sumber penghasilan buat mereka, penduduk setempat
lebih memilih ke sumber daya alam lainnya seperti cengkeh, pala dan hasil
lautnya seperti ikan, karena penghasilannya lebih tinggi dari hasil menjual
jengkol. Pala dan kelapa juga banyak terdapat di Pulau Lemukutan ini. Pala dan
kelapa juga menjadi sumber penghasilan mereka , penduduk di desa ini membuat
manisan pala yang harga per kilogramnya Rp. 30.000,00.
Biasanya penduduk lemukutan juga mengolah
kelapa menjadi minyak goreng dengan cara tradisional sehingga membutuhkan
proses pembuatan yang lama, penduduk setempat mengolah kelapa tersebut bukan
untuk di jual karena mereka tidak mampu mengolah kelapa tersebut dalam jumlah
yang banyak, tapi sekarang penduduk pulau lemukutan ini jarang
sekali mengolah kelapa menjadi minyak goreng lagi karena penduduk tidak mampu
mengolah kelapa tersebut dengan cara tradisional secara terus menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar